Ismail bin Al-Husain Al-Ghanawi, pakar nasob (silsilah keturunan), menuturkan bahwa gurunya, Fahrudin Ar-Razi, pergi ke Maru. la adalah ulama berkepribadian karismatik dan penuh wibawa sehingga di hadapannya tidak ada seorang pun yang berani berkata keras.
Suatu saat Ismail bin Al-Husain Al-Ghanawi ragu-ragu dan tidak lancar membaca di hadapannya. Kemudian sang guru memberi tugas kepadanya, "Aku ingin engkau menulis untukku satu kitab tentang silsilah para pelajar untuk aku periksa dan aku lafalkan!"
Ketika kitab itu selesai disusun, Ismail menyerahkan tugas tersebut kepada gurunya. Setelah menerima kitab tersebut, gurunya turun dari bangku dan duduk di atas tikar bersamanya. Namun, sang guru memerintahkan Ismail untuk duduk di atas bangkunya. Tentu saja hal ini membuat Ismail salah tingkah.
Sejak kapan seorang guru duduk di atas tikar, sementara muridnya "ongkang-ongkang" di atas kursi di hadapan gurunya? Dengan halus, ia menolak perintah gurunya karena segan. Akan tetapi, gurunya membentak dia dengan keras, "Duduk!"
Ismail bin Al-Husain Al-Ghanawi segera melakukan perintah gurunya karena takut dengan gertakan keras tersebut. la duduk di atas bangku gurunya, sementara gurunya membaca kitab yang ia susun sembari bertanya sekali-sekali kepadanya dari atas tikar.
Usai membaca satu bab, Ar-Razi berkata kepada muridnya, "Sekarang duduklah di manapun kausuka. Ini adalah suatu ilmu dan engkau adalah guruku. Aku mengambil manfaat dan belajar darimu. Oleh karena itu, sudah menjadi adab sopan santun jika murid (dalam hal ini Ar-Razi) duduk lebih rendah daripada gurunya (dalam hal ini Ismail)."
loading...
Blog Archive
-
▼
2010
(195)
-
▼
Februari
(78)
- Nabi Daud a.s Membuat Pakaian Perang dari Besi
- Nabi Daud a.s Meredakan Amarah Raja
- Kebijaksanaan Daud a.s dan Putranya
- Kisah Wanita yang Dizalimi
- Ibu Kandung Sebenarnya
- Pencuri Angsa
- Gantilah Pintumu!
- Kecerdasan Nabi Ibrahim a.s
- Nabi Musa a.s Berguru kepada Nabi Khidr a.s
- Hasutan Iblis
- Jalan Keluar Pertikaian Hajar Aswad
- Kecerdasan Rasulullah saw sebagai Panglima Perang
- Kecemerlangan Rasulullah saw dalam Perjanjian Huda...
- Semangat Ubay bin Ka'ab r.a dalam Belajar dan Meng...
- Doa Rasulullah saw untuk Ibnu Abbas r.a
- Wawasan Seorang Bocah
- Ilmu Lalu Amal
- Hilangnya Ilmu
- Berkacalah pada Al-Qur'an
- Ilmu Penggembala Buta Huruf
- Upah Itu untuk Menguji Kesungguhanmu
- Perempuan Qur'ani
- Kecerdasan Orang Persia
- Biarkan Orang Cerdas Itu Bersama Kita
- Kecemerlangan Ilmu Ibnu Abbas r.a
- Ali bin Abi Thalib r.a, Bocah Pertama Pemeluk Islam
- Perjuangan demi Satu Hadis
- Rendah Hati dalam Menuntut Ilmu
- Menghafal Al-Qur'an Ketika Masih Kafir
- Tunaikan Hak
- Bekal Perjalanan Mu'adz bin Jabal r.a
- Salman Al-Farisi r.a Pencari Kebenaran
- Mencari llmu Seumur Hidup
- Menempuh Ribuan Kilo demi llmu
- Semangat Menimba llmu dengan Keterbatasan Sarana
- Rasulullah saw Minta Dibacakan Al-Qur'an
- Kiat Abu Hurairah r.a Menghafal Hadis
- Kecerdasan Imam Bukhari
- Mendengar Pelajaran dengan Baik
- Lidah dan Akal
- Cara Belajar Imam Syafi'i
- Imam Bukhari, Kepandaian yang Teruji
- Belajar dari Murid
- Taktik Persiapan Perang Badar
- Siapa yang Berdusta?
- Mengapa Harus Takut?
- Tanda Kehidupan
- Kecerdasan Zaid bin Tsabit r.a. dalam Bahasa
- Tanah Mencuri Uangku!
- Berkilah
- Makanlah Tidak dan Minumlah Tidak
- Menerima Nasihat dari Orang Gila
- Alasan Pembebasan
- Rambut Mata Hilal
- Permintaan untuk Sebuah Permintaan
- Kecerdasan Ummu Salamah r.a.
- Makna di Balik Surat
- Jumlah Pohon dan Kayu
- Manusia Diciptakan Sebaik-baiknya
- Membalik Perumpamaan
- Bocah Penunggang Keledai
- Sia-Sia Berharta
- Tanyakanlah Hal yang Bermanfaat
- Jangan Merasa Cukup dengan llmu yang Ada
- Tiga Golongan yang Dilempar ke Neraka
- Air dan Sawiq
- Meributkan Bayangan
- Menghindari Adu Domba
- Niat Buruk di Balik Ibadah Khusyu'
- Mengecoh Pengkhianat
- Siapakah yang Lebih Bodoh?
- Potongan Ayat yang Disalahgunakan
- Apa yang Kalian Ajarkan?
- Kugunakan Harta Itu untuk llmu Anakku
- Penyebab Gagap
- Kecerdasan Ibunda Imam Syafi'i
- Nasihat untuk Para Guru dan Anak-Anak
- Kepekaan Seorang Istri
-
▼
Februari
(78)
loading...