Dikisahkan bahwa seorang lelaki datang menemui Umar bin Khaththab r.a. Lalu, lelaki itu mengadu domba salah seorang sahabatnya dalam majelis dengan menceritakan keburukannya kepada Umar r.a. sambil marah-marah.
Setelah mendengar semua aduannya, Umar r.a. berpikir sejenak dan berkata, "Baiklah, jika engkau mau, kami akan meninjau masalahmu dan mengetahui berita yang engkau sampaikan. Jika engkau berdusta, engkau termasuk orang yang dikatakan dalam Al-Qur'an: Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita maka telitilah kebenarannyo agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohon (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu." (QS Al-Hujurat [49]: 6)
Umar r.a. melanjutkan, "Jika engkau benar, engkau termasuk orang yang dikatakan dalam Al-Qur'an: Dan janganlah engkau patuhi setiap orang yang suka bersumpah dan suka menshina, suka mencela, yang kian kemari menyebarkan fitnah." (QS. Al-Qalam [68]: 10-11)
"Atau jika engkau mau, kau batalkan perkaramu, kami akan memaafkanmu dan janganlah kembali lagi ke majelis kami setelah ini karena engkau bukanlah ahli majelis orang-orang yang beriman!" tegas Umar r.a.
Terang saja lelaki itu seperti kena pukulan telak setelah mendapat peringatan dari Umar r.a. Tidak ada jalan baginya untuk membela diri karena dari sisi mana pun dirinya memang bersalah.
la pun segera meminta maaf kepada Amirul Mukminin Umar bin Khaththab r.a. dan berjanji tidak akan kembali mengadu domba. Kemudian ia keluar dari majelis dengan perasaan hina dan malu.
loading...
Blog Archive
-
▼
2010
(195)
-
▼
Februari
(78)
- Nabi Daud a.s Membuat Pakaian Perang dari Besi
- Nabi Daud a.s Meredakan Amarah Raja
- Kebijaksanaan Daud a.s dan Putranya
- Kisah Wanita yang Dizalimi
- Ibu Kandung Sebenarnya
- Pencuri Angsa
- Gantilah Pintumu!
- Kecerdasan Nabi Ibrahim a.s
- Nabi Musa a.s Berguru kepada Nabi Khidr a.s
- Hasutan Iblis
- Jalan Keluar Pertikaian Hajar Aswad
- Kecerdasan Rasulullah saw sebagai Panglima Perang
- Kecemerlangan Rasulullah saw dalam Perjanjian Huda...
- Semangat Ubay bin Ka'ab r.a dalam Belajar dan Meng...
- Doa Rasulullah saw untuk Ibnu Abbas r.a
- Wawasan Seorang Bocah
- Ilmu Lalu Amal
- Hilangnya Ilmu
- Berkacalah pada Al-Qur'an
- Ilmu Penggembala Buta Huruf
- Upah Itu untuk Menguji Kesungguhanmu
- Perempuan Qur'ani
- Kecerdasan Orang Persia
- Biarkan Orang Cerdas Itu Bersama Kita
- Kecemerlangan Ilmu Ibnu Abbas r.a
- Ali bin Abi Thalib r.a, Bocah Pertama Pemeluk Islam
- Perjuangan demi Satu Hadis
- Rendah Hati dalam Menuntut Ilmu
- Menghafal Al-Qur'an Ketika Masih Kafir
- Tunaikan Hak
- Bekal Perjalanan Mu'adz bin Jabal r.a
- Salman Al-Farisi r.a Pencari Kebenaran
- Mencari llmu Seumur Hidup
- Menempuh Ribuan Kilo demi llmu
- Semangat Menimba llmu dengan Keterbatasan Sarana
- Rasulullah saw Minta Dibacakan Al-Qur'an
- Kiat Abu Hurairah r.a Menghafal Hadis
- Kecerdasan Imam Bukhari
- Mendengar Pelajaran dengan Baik
- Lidah dan Akal
- Cara Belajar Imam Syafi'i
- Imam Bukhari, Kepandaian yang Teruji
- Belajar dari Murid
- Taktik Persiapan Perang Badar
- Siapa yang Berdusta?
- Mengapa Harus Takut?
- Tanda Kehidupan
- Kecerdasan Zaid bin Tsabit r.a. dalam Bahasa
- Tanah Mencuri Uangku!
- Berkilah
- Makanlah Tidak dan Minumlah Tidak
- Menerima Nasihat dari Orang Gila
- Alasan Pembebasan
- Rambut Mata Hilal
- Permintaan untuk Sebuah Permintaan
- Kecerdasan Ummu Salamah r.a.
- Makna di Balik Surat
- Jumlah Pohon dan Kayu
- Manusia Diciptakan Sebaik-baiknya
- Membalik Perumpamaan
- Bocah Penunggang Keledai
- Sia-Sia Berharta
- Tanyakanlah Hal yang Bermanfaat
- Jangan Merasa Cukup dengan llmu yang Ada
- Tiga Golongan yang Dilempar ke Neraka
- Air dan Sawiq
- Meributkan Bayangan
- Menghindari Adu Domba
- Niat Buruk di Balik Ibadah Khusyu'
- Mengecoh Pengkhianat
- Siapakah yang Lebih Bodoh?
- Potongan Ayat yang Disalahgunakan
- Apa yang Kalian Ajarkan?
- Kugunakan Harta Itu untuk llmu Anakku
- Penyebab Gagap
- Kecerdasan Ibunda Imam Syafi'i
- Nasihat untuk Para Guru dan Anak-Anak
- Kepekaan Seorang Istri
-
▼
Februari
(78)
loading...