Zaid bin Aslam menceritakan kisah dari ayahnya tentang pengangkatan Al-Mughirah bin Syu'bah r.a. oleh Khalifah Umar bin Khaththab r.a. menjadi gubernur Bahrain.
Keberadaan Al-Mughirah r.a. menjadi gubernur tentu saja mengancam para pejabat lain yang licik karena mereka tidak akan leluasa lagi memakan harta rakyat.
Mereka pun menghasut rakyat agar membenci Al-Mughirah r.a. dan mengajukan keberatan tentang pengangkatan tersebut kepada Amirul Mukminin. Ternyata keberatan rakyat tersebut dikabulkan oleh Umar r.a.
Kemudian Umar r.a. memecat Al-Mughirah r.a. meskipun ia percaya bahwa Al-Mughirah r.a. adalah orang yang tepat atas jabatan tersebut. Akan tetapi, jika ada rakyatnya yang tidak mendukung kebijakannya, ia memilih untuk memenuhi keinginan rakyatnya daripada keputusannya, hasil pemikirannya sendiri.
Setelah beberapa saat penurunan Al-Mughirah tersiar kabar bahwa Umar r.a. akan mengangkat Al-Mughirah r.a. kembali, tetapi dengan jabatan yang berbeda dengan sebelumnya.
Kabar itu makin santer terdengar hingga sampai ke telinga para pejabat licik yang tidak menyukainya. Mereka pun menyusun rencana untuk menghilangkan kepercayaan Amirul Mukminin kepada Al-Mighrah r.a.
Masing-masing dari mereka menyumbangkan uangnya hingga terkumpul 1.000 dirham. Lalu, mereka mengutus salah satu tokoh di antara mereka untuk menemui Amirul Mukminin.
Di hadapan Amirul Mukminin, utusan tersebut menyerahkan uang seribu dirham dan mengadu, "Wahai Amirul Mukminin. Uang ini adalah pemberian Al-Mughirah kepadaku. Terbukti bahwa selama ini dia telah mengkhianati amanah karena telah melakukan penyalahgunaan uang negara!"
Ternyata uang yang mereka kumpulkan digunakan untuk memfitnah Al-Mughirah r.a. dan menuduhnya telah melakukan suap dengan menggunakan uang rakyat.
Umar r.a. segera memanggil Al-Mughirah r.a. untuk menanyakan perihal tersebut. Amirul Mukminin bertanya, "Apakah benar pengaduannya tentang uang suap darimu?"
Dengan santai Al-Mughirah r.a. menjawab, "Dia berbohong! Bukan seribu dirham yang kuberi untuknya, melainkan dua ribu dirham!"
Utusan tersebut tersentak kaget mendengar jawaban Al-Mughirah r.a. yang memojokkannya. la sama sekali tidak pernah menikmati sepeser pun dari Al-Mughirah r.a., apalagi dua ribu dirham yang jumlahnya sangat besar. Utusan licik itu pun segera menyangkalnya "Sungguh, demi Allah, sebenarnya ia tidak pernah memberiku sepeser pun apalagi dua ribu dirham!"
Dengan jawaban itu, otomatis terbongkarlah kebusukan mereka yang hendak menjatuhkan Al-Mughirah. Umar r.a. merasa lega karena sahabatnya masih memegang teguh amanah.
la pun bertanya kepada Al-Mughirah r.a., "Mengapa engkau tidak mengatakan yang sejujurnya?"
Al-Mughirahr.a.menjawab,"0rang berwatak busuk itu hendak memfitnahku, jadi aku ingin menghinakannya!"
loading...
Blog Archive
-
▼
2010
(195)
-
▼
Februari
(78)
- Nabi Daud a.s Membuat Pakaian Perang dari Besi
- Nabi Daud a.s Meredakan Amarah Raja
- Kebijaksanaan Daud a.s dan Putranya
- Kisah Wanita yang Dizalimi
- Ibu Kandung Sebenarnya
- Pencuri Angsa
- Gantilah Pintumu!
- Kecerdasan Nabi Ibrahim a.s
- Nabi Musa a.s Berguru kepada Nabi Khidr a.s
- Hasutan Iblis
- Jalan Keluar Pertikaian Hajar Aswad
- Kecerdasan Rasulullah saw sebagai Panglima Perang
- Kecemerlangan Rasulullah saw dalam Perjanjian Huda...
- Semangat Ubay bin Ka'ab r.a dalam Belajar dan Meng...
- Doa Rasulullah saw untuk Ibnu Abbas r.a
- Wawasan Seorang Bocah
- Ilmu Lalu Amal
- Hilangnya Ilmu
- Berkacalah pada Al-Qur'an
- Ilmu Penggembala Buta Huruf
- Upah Itu untuk Menguji Kesungguhanmu
- Perempuan Qur'ani
- Kecerdasan Orang Persia
- Biarkan Orang Cerdas Itu Bersama Kita
- Kecemerlangan Ilmu Ibnu Abbas r.a
- Ali bin Abi Thalib r.a, Bocah Pertama Pemeluk Islam
- Perjuangan demi Satu Hadis
- Rendah Hati dalam Menuntut Ilmu
- Menghafal Al-Qur'an Ketika Masih Kafir
- Tunaikan Hak
- Bekal Perjalanan Mu'adz bin Jabal r.a
- Salman Al-Farisi r.a Pencari Kebenaran
- Mencari llmu Seumur Hidup
- Menempuh Ribuan Kilo demi llmu
- Semangat Menimba llmu dengan Keterbatasan Sarana
- Rasulullah saw Minta Dibacakan Al-Qur'an
- Kiat Abu Hurairah r.a Menghafal Hadis
- Kecerdasan Imam Bukhari
- Mendengar Pelajaran dengan Baik
- Lidah dan Akal
- Cara Belajar Imam Syafi'i
- Imam Bukhari, Kepandaian yang Teruji
- Belajar dari Murid
- Taktik Persiapan Perang Badar
- Siapa yang Berdusta?
- Mengapa Harus Takut?
- Tanda Kehidupan
- Kecerdasan Zaid bin Tsabit r.a. dalam Bahasa
- Tanah Mencuri Uangku!
- Berkilah
- Makanlah Tidak dan Minumlah Tidak
- Menerima Nasihat dari Orang Gila
- Alasan Pembebasan
- Rambut Mata Hilal
- Permintaan untuk Sebuah Permintaan
- Kecerdasan Ummu Salamah r.a.
- Makna di Balik Surat
- Jumlah Pohon dan Kayu
- Manusia Diciptakan Sebaik-baiknya
- Membalik Perumpamaan
- Bocah Penunggang Keledai
- Sia-Sia Berharta
- Tanyakanlah Hal yang Bermanfaat
- Jangan Merasa Cukup dengan llmu yang Ada
- Tiga Golongan yang Dilempar ke Neraka
- Air dan Sawiq
- Meributkan Bayangan
- Menghindari Adu Domba
- Niat Buruk di Balik Ibadah Khusyu'
- Mengecoh Pengkhianat
- Siapakah yang Lebih Bodoh?
- Potongan Ayat yang Disalahgunakan
- Apa yang Kalian Ajarkan?
- Kugunakan Harta Itu untuk llmu Anakku
- Penyebab Gagap
- Kecerdasan Ibunda Imam Syafi'i
- Nasihat untuk Para Guru dan Anak-Anak
- Kepekaan Seorang Istri
-
▼
Februari
(78)
loading...