Seorang lelaki menitipkan uang kepada sekretaris Hakim lyas r.a. sebelum berangkat melakukan perjalanan. Namun, ketika ia kembali dan hendak mengambil titipannya, sekretaris itu membantah telah menerima titipan tersebut. Lelaki itu merasa tertipu, akhirnya melaporkan kepada atasan sekretaris tersebut, yaitu Hakim lyas r.a.
Laporan tersebut didengar lyas r.a. dengan saksama dan berjanji akan menanganinya dengan segera. la tidak menyangka bawahannya akan berlaku curang dan picik seperti itu. Lalu, ia bertanya kepada orang tersebut, "Apakah engkau memberi tahu sekretarisku bahwa engkau akan menemuiku?"
"Tidak," jawab lelaki itu.
"Apakah engkau sudah memperkarakan masalah ini kepada orang lain?" tanya lyas r.a. kembali.
"Belum," jawabnya lagi.
lyas r.a. kemudian berpesan, "Pergilah sekarang, rahasiakan masalah ini dan kembalilah menemuiku dua hari lagi."
Lelaki itu pun pergi, sementara lyas r.a. memanggil sekretarisnya yang telah menggelapkan harta titipan orang lain seraya berkata, "Telah sampai kepadaku sejumlah besar harta benda dan aku ingin menitipkan kepadamu, apakah kiranya engkau dapat menjaga harta benda itu di rumahmu?"
la menjawab senang, "Tentu, Tuanku,"
Dua hari berlalu, lelaki yang uangnya digelapkan oleh si sekretaris datang kembali menemui lyas r.a. sesuai kesepakatan. lyas r.a. berkata, "Sekarang datanglah kepada sekretarisku dan mintalah uangmu kembali. Jika ia memberikannya, ambillah. Namun, jika ia mangkir, katakanlah kepadanya bahwa kau akan melaporkan masalah itu kepadaku."
Lelaki itu pun segera menemui sekretaris itu dan melakukan apa yang disarankan oleh lyas r.a. la berseru, "Kembalikanlah uangku atau kau akan aku laporkan kepada atasanmu!"
Tanpa perlu menunggu lama, sekretaris itu langsung mengembalikan uangnya tanpa kendala berarti. Lelaki itu pun senang bukan main dan merasa penasaran dengan taktik lyas r.a. yang membuat sekretaris itu mau mengembalikan uangnya.
Ketika ditanya, lyas r.a. menjawab, "Aku telah menawarkan kepadanya titipan harta yang berlimpah dan ia menyanggupinya. la takut perkaranya denganmu akan mengurangi kepercayaanku kepadanya. Maka ia segera mengembalikan uangmu dengan harapan kau tidak melaporkan perkara tersebut kepadaku."
Lelaki itu pun kagum akan kecerdasan Hakim lyas r.a. Sementara itu, sekretaris yang berhati busuk datang menemui lyas r.a. untuk mengambil harta benda yang hendak dititipkan kepadanya. Namun, kedatangannya disambut dengan gertakan atasannya, "Menjauhlah dariku, wahai pengkhianat!"
loading...
Blog Archive
-
▼
2010
(195)
-
▼
Februari
(78)
- Nabi Daud a.s Membuat Pakaian Perang dari Besi
- Nabi Daud a.s Meredakan Amarah Raja
- Kebijaksanaan Daud a.s dan Putranya
- Kisah Wanita yang Dizalimi
- Ibu Kandung Sebenarnya
- Pencuri Angsa
- Gantilah Pintumu!
- Kecerdasan Nabi Ibrahim a.s
- Nabi Musa a.s Berguru kepada Nabi Khidr a.s
- Hasutan Iblis
- Jalan Keluar Pertikaian Hajar Aswad
- Kecerdasan Rasulullah saw sebagai Panglima Perang
- Kecemerlangan Rasulullah saw dalam Perjanjian Huda...
- Semangat Ubay bin Ka'ab r.a dalam Belajar dan Meng...
- Doa Rasulullah saw untuk Ibnu Abbas r.a
- Wawasan Seorang Bocah
- Ilmu Lalu Amal
- Hilangnya Ilmu
- Berkacalah pada Al-Qur'an
- Ilmu Penggembala Buta Huruf
- Upah Itu untuk Menguji Kesungguhanmu
- Perempuan Qur'ani
- Kecerdasan Orang Persia
- Biarkan Orang Cerdas Itu Bersama Kita
- Kecemerlangan Ilmu Ibnu Abbas r.a
- Ali bin Abi Thalib r.a, Bocah Pertama Pemeluk Islam
- Perjuangan demi Satu Hadis
- Rendah Hati dalam Menuntut Ilmu
- Menghafal Al-Qur'an Ketika Masih Kafir
- Tunaikan Hak
- Bekal Perjalanan Mu'adz bin Jabal r.a
- Salman Al-Farisi r.a Pencari Kebenaran
- Mencari llmu Seumur Hidup
- Menempuh Ribuan Kilo demi llmu
- Semangat Menimba llmu dengan Keterbatasan Sarana
- Rasulullah saw Minta Dibacakan Al-Qur'an
- Kiat Abu Hurairah r.a Menghafal Hadis
- Kecerdasan Imam Bukhari
- Mendengar Pelajaran dengan Baik
- Lidah dan Akal
- Cara Belajar Imam Syafi'i
- Imam Bukhari, Kepandaian yang Teruji
- Belajar dari Murid
- Taktik Persiapan Perang Badar
- Siapa yang Berdusta?
- Mengapa Harus Takut?
- Tanda Kehidupan
- Kecerdasan Zaid bin Tsabit r.a. dalam Bahasa
- Tanah Mencuri Uangku!
- Berkilah
- Makanlah Tidak dan Minumlah Tidak
- Menerima Nasihat dari Orang Gila
- Alasan Pembebasan
- Rambut Mata Hilal
- Permintaan untuk Sebuah Permintaan
- Kecerdasan Ummu Salamah r.a.
- Makna di Balik Surat
- Jumlah Pohon dan Kayu
- Manusia Diciptakan Sebaik-baiknya
- Membalik Perumpamaan
- Bocah Penunggang Keledai
- Sia-Sia Berharta
- Tanyakanlah Hal yang Bermanfaat
- Jangan Merasa Cukup dengan llmu yang Ada
- Tiga Golongan yang Dilempar ke Neraka
- Air dan Sawiq
- Meributkan Bayangan
- Menghindari Adu Domba
- Niat Buruk di Balik Ibadah Khusyu'
- Mengecoh Pengkhianat
- Siapakah yang Lebih Bodoh?
- Potongan Ayat yang Disalahgunakan
- Apa yang Kalian Ajarkan?
- Kugunakan Harta Itu untuk llmu Anakku
- Penyebab Gagap
- Kecerdasan Ibunda Imam Syafi'i
- Nasihat untuk Para Guru dan Anak-Anak
- Kepekaan Seorang Istri
-
▼
Februari
(78)
loading...