Aqil bin Abi Thalib r.a mendatangi kakaknya, Ali bin Abi Thallib r.a, yang telah menjabat sebagai khalifah. Dengan mengiba, Aqil r.a meminta bantuan kepada kakaknya, "Wahai Ali, kau adalah saudaraku. Saat ini kau memiliki posisi tertinggi sebagai kepala negara. Aku membutuhkan uang dan aku harap kau bisa memberiku pinjaman demi hubungan baik kita sebagai saudara kandung."
Dengan berat hati Ali r.a menjawab, "Maaf, kali ini aku benar-benar tidak mempunyai uang. Memang aku yang memegang kunci Baitul Mal, perbendaharaan negara, tetapi uang itu milik rakyat, bukan milikku pribadi."
"Aku akan segera mengembalikan pinjaman tersebut. Ayolah!" desak Aqil r.a.
Lantaran Ali r.a. terus-menerus ditodong adiknya, akhirnya ia memanggil salah satu pegawainya sambil menitahkan, "Bawalah saudaraku ini ke pasar. Suruh ia mendobrak pintu semua kedai yang terdapat di sana. Biarkanlah ia mengambil harta sesukanya!"
Aqil r.a. terkejut mendengarnya. Mengambil harta sesukanya bukankah berarti merampok? Dengan wajah merah padam, ia berseru kepada Amirul Mukminin, Ali r.a, "Maksudmu kau menyuruh aku jadi perampok?"
Dengan tenang Ali r.a menjawab, "Ya, bukankah kau tadi memaksa aku untuk merampok uang Baitul Mal yang bukan hakmu?"
loading...
Blog Archive
-
▼
2010
(195)
-
▼
Maret
(66)
- Pengorbanan Seorang Nabiyullah
- Ketaatan Anak Saleh
- Sebuah Penantian yang Panjang
- Penjaga Malam
- Kehormatan Menunaikan Amanah
- Mewakafkan Kebun karena Lalai
- Mendahulukan Allah SWT
- Majikan Zubair r.a.
- Menjaga Kepercayaan Orang Lain
- Allah SWT sebagai Saksi
- Ketampanan Seorang Pemuda
- Membela Hak Orang Lain
- Membela Hak Makhluk Allah
- Hak Berbicara untuk Menuntut Hak Miliknya
- Jangan Memaksakan Kehendakmu, Amirul Mukminin!
- Suami Zainab r.a, Abul Ash bin Rabi' r.a
- Keteguhan Menjaga Rahasia
- Wanita yang Menolak Pinangan Rasulullah
- Bersabarlah Putriku
- Mencintai karena Allah
- Keturunan Bersahaja
- Penuhilah Hak Dirimu, Dia, dan Mereka
- Aku Hanya Ingin Berhias, Ayah
- Kesaksian Penduduk Mekah
- Kaum Muslimin yang Tertindas
- Larangan Ikut Perang karena Perjanjian
- Bagian untuk Muallaf
- Keluarga Pemegang Kunci Ka'bah
- Amanah Bendaharawan Pribadi Rasulullah saw
- Mengembalikan Pajak Nonmuslim
- Melebihkan Pembayaran
- Pidato Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.
- Khalifah yang Tetap Merakyat
- Kehati-hatian Menggunakan Uang Gaji
- Uang Tunjangan Umar bin Khaththab r.a
- Jangan Kamu yang Menimbang
- Khalifah Membantu Proses Persalinan
- Aku adalah Pelayanmu
- Milikku, Urusanku
- Lebih Baik Meminjam Darimu
- Teladan Pemimpin
- Mengambil Uang Baitul Mal Secara Paksa adalah Pera...
- Emas dan Perak adalah Api Neraka bagi Kami
- Memangkas Uang Gaji
- Segala Puji Hanya untuk Allah SWT
- Uang Panas Milik Negara
- Milik Negara untuk Kepentingan Negara
- Sa'ad bin Amir r.a, Pejabat Amanah
- Lembu Emas Anak yang Taat
- Abdurrahman bin Auf r.a, Sahabat Terpercaya
- Besar Zakat yang Kurang
- Abdullah bin Mas'ud, Seorang Anak Gembala yang Jujur
- Sehidup Semati
- Amanah untuk Ali r.a
- Tepat dalam Menunaikan Janji
- Mencuri Harta Rampasan
- Larangan Mengkhianati Amanah
- Mengungkap Pengkhianat
- Meminta Jabatan
- Nabi Yusuf a.s dan Jabatan
- Menolak Jabatan Hakim
- Panglima Perang Termuda
- Reputasi Seseorang Dilihat dari Teman Bergaulnya
- Ilmu adalah Amanah
- Tidak Ada Bagian untuk Kerabat
- Keteladanan Umair bin Sa'ad r.a.
-
▼
Maret
(66)
loading...