Setiap hari istri Umar bin Abdul Aziz menyediakan roti tawar yang keras untuk suaminya. la ingin sekali-kali menyediakan hidangan istimewa untuk menyenangkan hati suami tercintanya. la pun mulai menyisihkan uang sedikit demi sedikit dari uang belanjanya agar cukup dibelikan bahan makanan istimewa tersebut.
Dengan penuh rasa cinta dan membayangkan wajah bahagia suaminya, sang istri menyuguhkan roti gandum isi daging domba masakannya kepada sang suami. Umar terbelalak melihat hidangan lezat di hadapannya dan bertanya kepada sang istri, "Dari mana kau dapatkan makanan mewah ini?"
"Saya membuatnya sendiri, suamiku," jawab sang istri.
"Lantas, dari mana kau peroleh uang untuk membeli bahan-bahan makanan ini?"
"Saya menyisihkan uang belanja kita sedikit demi sedikit selama sebulan," jawab sang istri kembali.
"Berapa yang kau habiskan?" tanya Umar
"Sekitar tiga setengah dirham."
Umar mengangguk-angguk, kemudian berkata, "Tiga setengah dirham cukup untuk memberi makan dua orang selama dua hari."
Lalu, Umar memanggil Muzahim, salah seorang pembantunya seraya bertanya, "Apakah kau di sini bisa makan kenyang?"
Muzahim menjawab, "Kadang-kadang, malah terlalu kenyang, Tuanku."
"Cukup lezatkah makanan yang kau nikmati?"
Muzahim kembali menjawab, "Sangat lezat, Tuanku. Lebih lezat daripada makanan di rumahku."
Umar melanjutkan, "Jika demikian, aku akan mengurangi biaya untuk keluargaku karena dengan biaya sebelumnya bisa dihemat sebesar tiga setengah dirham sebulan."
Ia memotong roti yang dihidangkan istrinya di meja dan memakannya untuk menyenangkan hati sang istri. Sisanya ia bagikan kepada anak-anak yatim.
loading...
Blog Archive
-
▼
2010
(195)
-
▼
Maret
(66)
- Pengorbanan Seorang Nabiyullah
- Ketaatan Anak Saleh
- Sebuah Penantian yang Panjang
- Penjaga Malam
- Kehormatan Menunaikan Amanah
- Mewakafkan Kebun karena Lalai
- Mendahulukan Allah SWT
- Majikan Zubair r.a.
- Menjaga Kepercayaan Orang Lain
- Allah SWT sebagai Saksi
- Ketampanan Seorang Pemuda
- Membela Hak Orang Lain
- Membela Hak Makhluk Allah
- Hak Berbicara untuk Menuntut Hak Miliknya
- Jangan Memaksakan Kehendakmu, Amirul Mukminin!
- Suami Zainab r.a, Abul Ash bin Rabi' r.a
- Keteguhan Menjaga Rahasia
- Wanita yang Menolak Pinangan Rasulullah
- Bersabarlah Putriku
- Mencintai karena Allah
- Keturunan Bersahaja
- Penuhilah Hak Dirimu, Dia, dan Mereka
- Aku Hanya Ingin Berhias, Ayah
- Kesaksian Penduduk Mekah
- Kaum Muslimin yang Tertindas
- Larangan Ikut Perang karena Perjanjian
- Bagian untuk Muallaf
- Keluarga Pemegang Kunci Ka'bah
- Amanah Bendaharawan Pribadi Rasulullah saw
- Mengembalikan Pajak Nonmuslim
- Melebihkan Pembayaran
- Pidato Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.
- Khalifah yang Tetap Merakyat
- Kehati-hatian Menggunakan Uang Gaji
- Uang Tunjangan Umar bin Khaththab r.a
- Jangan Kamu yang Menimbang
- Khalifah Membantu Proses Persalinan
- Aku adalah Pelayanmu
- Milikku, Urusanku
- Lebih Baik Meminjam Darimu
- Teladan Pemimpin
- Mengambil Uang Baitul Mal Secara Paksa adalah Pera...
- Emas dan Perak adalah Api Neraka bagi Kami
- Memangkas Uang Gaji
- Segala Puji Hanya untuk Allah SWT
- Uang Panas Milik Negara
- Milik Negara untuk Kepentingan Negara
- Sa'ad bin Amir r.a, Pejabat Amanah
- Lembu Emas Anak yang Taat
- Abdurrahman bin Auf r.a, Sahabat Terpercaya
- Besar Zakat yang Kurang
- Abdullah bin Mas'ud, Seorang Anak Gembala yang Jujur
- Sehidup Semati
- Amanah untuk Ali r.a
- Tepat dalam Menunaikan Janji
- Mencuri Harta Rampasan
- Larangan Mengkhianati Amanah
- Mengungkap Pengkhianat
- Meminta Jabatan
- Nabi Yusuf a.s dan Jabatan
- Menolak Jabatan Hakim
- Panglima Perang Termuda
- Reputasi Seseorang Dilihat dari Teman Bergaulnya
- Ilmu adalah Amanah
- Tidak Ada Bagian untuk Kerabat
- Keteladanan Umair bin Sa'ad r.a.
-
▼
Maret
(66)
loading...