Ada seorang saleh dari Bani Israel. Ia memiliki seorang anak yang masih kecil dan seekor anak lembu. Mengingat usianya yang sudah tua, sang ayah menyadari bahwa sepeninggalnya nanti, anak kesayangannya tidak akan memiliki apa-apa kecuali sang ibu dan lembu yang masih kecil itu.
Sang anak belum cukup umur untuk bisa memelihara lembu tersebut. Kemudian sang ayah memutuskan untuk menitipkan lembu itu kepada Sang Maha Pencipta, yang tidak pernah tidur dan selalu menjaga makhluk-Nya, yaitu Allah SWT.
Selanjutnya, ia membawa anak lembu itu ke dalam hutan seraya berdoa, "Ya Allah. Saya titipkan lembu ini kepada-Mu untuk putraku hingga ia dewasa!" Tidak berapa lama kemudian, ajal menjemput sang ayah.
Kini, lembu kecil tersebut hidup sendiri di dalam hutan tanpa ada yang menggembalai. Setiap ada pemburu yang mendekatinya, ia langsung lari terbirit-birit. Demikianlah, hewan itu selalu berhasil menghindar dari orang-orang yang berniat menangkapnya.
Bagaimana tentang anak kecil yang ditinggalkan oleh sang ayah? Ia tumbuh menjadi anak saleh yang berbakti kepada ibunya. Ia membagi malamnya menjadi tiga waktu, yaitu sepertiga untuk sembahyang, sepertiga untuk tidur, dan sisanya untuk menjaga ibunya.
Ketika pagi menjelang, ia pergi ke dalam hutan untuk mencari kayu dan menjualnya ke pasar. Hasil penjualannya pun di bagi tiga, yaitu sepertiga untuk sedekah, sepertiga untuk makan, dan sisanya untuk sang ibu.
Ketika beranjak remaja, sang ibu memberitahukan wasiat sang ayah kepadanya. la berkata, "Ayahmu telah mewariskan kepadamu seekor lembu. Ia berada di hutan dalam penjagaan Allah SWT. Berdoalah kepada-Nya agar lembu itu dikembalikan kepadamu. Lembu itu berwarna kuning berkilauan bagaikan emas, terutama jika terkena sinar matahari. Jika kau telah menemukannya, peganglah lehernya."
Pemuda itu pun pergi memenuhi perintah sang ibu. Di dalam hutan ia melihat seekor lembu berwarna kuning dan berkilauan bagai emas sedang merumput, persis yang digambarkan oleh ibunya. la pun memanggil lembu tersebut, "Demi Tuhannya Ibrahim, Ismail, Ishaq, dan Ya'qub, segeralah datang kemari!"
Lembu itu menurut dan mendekatinya. Pemuda itu memegang leher si lembu untuk dituntun pulang. Tak disangka, lembu itu tiba-tiba berbicara, "Wahai pemuda yang taat kepada ibunya, naiklah ke atas punggungku!"
Pemuda itu menolaknya dan berkata, "Ibuku tidak menyuruh untuk itu, ia hanya berpesan 'Pegang lehernya!"'
Lembu itu menimpali, "Demi Tuhan Bani Israel! Andai kau tidak mau mengendaraiku, berjalanlah! Sekiranya engkau perintahkan pada bukit untuk berpindah, pasti ia akan pindah. Semua itu karena taat dan baktimu kepada ibumu!" Kemudian mereka berdua berjalan pulang ke rumah.
Setibanya di rumah, sang ibu yang melihat kedatangan mereka lantas berkata, "Anakku, engkau miskin dan tidak berharta serta berat bagimu mencari kayu di waktu siang dan bangun malam. Oleh karena itu, lebih baik kau jual lembu ini."
"Berapa aku harus menjualnya?" tanya sang anak.
"Tiga dinar dan jangan dijual sebelum kau bermusyawarah denganku!" pesan ibunya.
Harga tiga dinar adalah harga yang lumrah untuk seekor lembu pada saat itu. Sang pemuda membawanya ke pasar untuk dijual.
Allah SWT mengutus malaikat untuk menguji kejujuran sang pemuda dalam melaksanakan amanah dari ibunya, sekaligus menunjukkan kebesaran-Nya. Malaikat dalam rupa manusia mendatangi pemuda itu dan bertanya, "Berapakah harga lembu ini?"
"Tiga dinar dengan rida ibuku," jawab pemuda itu.
"Baiklah, akan saya beli seharga enam dinar, asalkan kau tidak memberitahukan ibumu!" tawar malaikat.
Pemuda saleh itu menjawab, "Andaikan kau memberiku uang emas seberat lembu ini, aku tidak akan menerimanya tanpa rida ibuku."
Ia pun melaporkan tawaran tersebut kepada sang ibu. "Kini kau boleh menjualnya enam dinar dengan ridaku," kata ibunya.
Ia kembali lagi ke pasar untuk menemui calon pembelinya yang jelmaan malaikat. Katanya, "Ibu rida dengan enam dinar, tolong jangan kurang dari enam dinar!"
Namun, malaikat memberikan penawaran lain, "Kini akan saya bayar dua belas dinar, kau tidak perlu memberi tahu ibumu!"
Pemuda itu tetap pulang ke rumah untuk memberitahukan tawaran baru pembelinya kepada ibunya. Sang ibu menyadari bahwa calon pembelinya bukan orang biasa melainkan malaikat. Oleh karena itu, sang ibu berpesan, "Calon pembeli itu adalah seorang malaikat yang diutus Allah untuk mengujimu. Tanyakanlah kepadanya apakah lembu ini boleh dijual atau tidak?"
Pemuda itu melaksanakan saran ibunya. la tanyakan pesan ibunya kepada malaikat. Dijawablah oleh malaikat, "Tahanlah lembu ini sebab Nabi Musa bin Imran a.s akan membeli lembu ini saat terjadi pembunuhan di kalangan Bani Israel. Apabila dia datang untuk membeli lembu ini, jangan dijual kecuali jika ditukar dengan emas yang sama beratnya dengan lembu ini."
Kemudian ditahanlah lembu itu sehingga turunlah perintah Allah kepada Bani Israel untuk menyembelih lembu dengan ciri-ciri yang sama dengan milik pemuda jujur itu. Mereka pun membayar dengan uang dinar emas seberat lembu itu.
loading...
Blog Archive
-
▼
2010
(195)
-
▼
Maret
(66)
- Pengorbanan Seorang Nabiyullah
- Ketaatan Anak Saleh
- Sebuah Penantian yang Panjang
- Penjaga Malam
- Kehormatan Menunaikan Amanah
- Mewakafkan Kebun karena Lalai
- Mendahulukan Allah SWT
- Majikan Zubair r.a.
- Menjaga Kepercayaan Orang Lain
- Allah SWT sebagai Saksi
- Ketampanan Seorang Pemuda
- Membela Hak Orang Lain
- Membela Hak Makhluk Allah
- Hak Berbicara untuk Menuntut Hak Miliknya
- Jangan Memaksakan Kehendakmu, Amirul Mukminin!
- Suami Zainab r.a, Abul Ash bin Rabi' r.a
- Keteguhan Menjaga Rahasia
- Wanita yang Menolak Pinangan Rasulullah
- Bersabarlah Putriku
- Mencintai karena Allah
- Keturunan Bersahaja
- Penuhilah Hak Dirimu, Dia, dan Mereka
- Aku Hanya Ingin Berhias, Ayah
- Kesaksian Penduduk Mekah
- Kaum Muslimin yang Tertindas
- Larangan Ikut Perang karena Perjanjian
- Bagian untuk Muallaf
- Keluarga Pemegang Kunci Ka'bah
- Amanah Bendaharawan Pribadi Rasulullah saw
- Mengembalikan Pajak Nonmuslim
- Melebihkan Pembayaran
- Pidato Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.
- Khalifah yang Tetap Merakyat
- Kehati-hatian Menggunakan Uang Gaji
- Uang Tunjangan Umar bin Khaththab r.a
- Jangan Kamu yang Menimbang
- Khalifah Membantu Proses Persalinan
- Aku adalah Pelayanmu
- Milikku, Urusanku
- Lebih Baik Meminjam Darimu
- Teladan Pemimpin
- Mengambil Uang Baitul Mal Secara Paksa adalah Pera...
- Emas dan Perak adalah Api Neraka bagi Kami
- Memangkas Uang Gaji
- Segala Puji Hanya untuk Allah SWT
- Uang Panas Milik Negara
- Milik Negara untuk Kepentingan Negara
- Sa'ad bin Amir r.a, Pejabat Amanah
- Lembu Emas Anak yang Taat
- Abdurrahman bin Auf r.a, Sahabat Terpercaya
- Besar Zakat yang Kurang
- Abdullah bin Mas'ud, Seorang Anak Gembala yang Jujur
- Sehidup Semati
- Amanah untuk Ali r.a
- Tepat dalam Menunaikan Janji
- Mencuri Harta Rampasan
- Larangan Mengkhianati Amanah
- Mengungkap Pengkhianat
- Meminta Jabatan
- Nabi Yusuf a.s dan Jabatan
- Menolak Jabatan Hakim
- Panglima Perang Termuda
- Reputasi Seseorang Dilihat dari Teman Bergaulnya
- Ilmu adalah Amanah
- Tidak Ada Bagian untuk Kerabat
- Keteladanan Umair bin Sa'ad r.a.
-
▼
Maret
(66)
loading...