Zaid bin San'an r.a mengisahkan bahwa sebelum ia memeluk Islam, Rasulullah pernah meminjam sejumlah uang kepadanya. Kemudian dia menemui Rasulullah untuk menagih utang sebelum jatuh tempo sambil menghina beliau dan berkata, "Hai cucu Abdul Muthalib, kamu enggan membayar utangmu, ya?!"
Umar r.a yang pada saat itu berada di antara mereka marah dan berteriak, "Hai musuh Allah! Kalau saja tidak ada perjanjian antara kami dan umat Yahudi, aku akan memenggal kepalamu! Bicaralah yang sopan kepada Rasulullah!"
Di luar dugaan, ternyata Rasulullah tersenyum kepadanya dan berkata kepada Umar r.a, "Bayarlah dan tambahkan 20 galon karena engkau telah menakutinya."
Kemudian kisah ini dilanjutkan oleh Umar r.a. Setelah itu kami pergi bersama-sama. Di tengah perjalanan, Zaid secara tak terduga berkata, "Umar, kamu marah kepadaku. Namun, aku temukan dalam dirinya semua ciri nabi terakhir yang dicatat dalam Taurat dan Perjanjian Lama. Kitab itu memuat ayat, 'kelembutannya melebihi kemarahannya. Kelancangan yang songat atas dirinya justru menambah kelembutan dan kesabarannya.' Aku sengaja hendak menguji kesabarannya. Sekarang aku yakin bahwa dia adalah nabi yang kedatangannya diramalkan dalam Taurat. Jadi, aku percaya dan bersaksi bahwa dia adalah nabi terakhir."
loading...
Blog Archive
-
▼
2010
(195)
-
▼
Maret
(66)
- Pengorbanan Seorang Nabiyullah
- Ketaatan Anak Saleh
- Sebuah Penantian yang Panjang
- Penjaga Malam
- Kehormatan Menunaikan Amanah
- Mewakafkan Kebun karena Lalai
- Mendahulukan Allah SWT
- Majikan Zubair r.a.
- Menjaga Kepercayaan Orang Lain
- Allah SWT sebagai Saksi
- Ketampanan Seorang Pemuda
- Membela Hak Orang Lain
- Membela Hak Makhluk Allah
- Hak Berbicara untuk Menuntut Hak Miliknya
- Jangan Memaksakan Kehendakmu, Amirul Mukminin!
- Suami Zainab r.a, Abul Ash bin Rabi' r.a
- Keteguhan Menjaga Rahasia
- Wanita yang Menolak Pinangan Rasulullah
- Bersabarlah Putriku
- Mencintai karena Allah
- Keturunan Bersahaja
- Penuhilah Hak Dirimu, Dia, dan Mereka
- Aku Hanya Ingin Berhias, Ayah
- Kesaksian Penduduk Mekah
- Kaum Muslimin yang Tertindas
- Larangan Ikut Perang karena Perjanjian
- Bagian untuk Muallaf
- Keluarga Pemegang Kunci Ka'bah
- Amanah Bendaharawan Pribadi Rasulullah saw
- Mengembalikan Pajak Nonmuslim
- Melebihkan Pembayaran
- Pidato Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq r.a.
- Khalifah yang Tetap Merakyat
- Kehati-hatian Menggunakan Uang Gaji
- Uang Tunjangan Umar bin Khaththab r.a
- Jangan Kamu yang Menimbang
- Khalifah Membantu Proses Persalinan
- Aku adalah Pelayanmu
- Milikku, Urusanku
- Lebih Baik Meminjam Darimu
- Teladan Pemimpin
- Mengambil Uang Baitul Mal Secara Paksa adalah Pera...
- Emas dan Perak adalah Api Neraka bagi Kami
- Memangkas Uang Gaji
- Segala Puji Hanya untuk Allah SWT
- Uang Panas Milik Negara
- Milik Negara untuk Kepentingan Negara
- Sa'ad bin Amir r.a, Pejabat Amanah
- Lembu Emas Anak yang Taat
- Abdurrahman bin Auf r.a, Sahabat Terpercaya
- Besar Zakat yang Kurang
- Abdullah bin Mas'ud, Seorang Anak Gembala yang Jujur
- Sehidup Semati
- Amanah untuk Ali r.a
- Tepat dalam Menunaikan Janji
- Mencuri Harta Rampasan
- Larangan Mengkhianati Amanah
- Mengungkap Pengkhianat
- Meminta Jabatan
- Nabi Yusuf a.s dan Jabatan
- Menolak Jabatan Hakim
- Panglima Perang Termuda
- Reputasi Seseorang Dilihat dari Teman Bergaulnya
- Ilmu adalah Amanah
- Tidak Ada Bagian untuk Kerabat
- Keteladanan Umair bin Sa'ad r.a.
-
▼
Maret
(66)
loading...